Berita UTMJ – Konferensi Internasional ke-2 tentang Ekonomi, Bisnis, Sains, dan Teknologi (2nd-ICE-BEST) berhasil diselenggarakan pada 30 – 31 Oktober 2024 secara hibrid, baik secara virtual melalui Zoom maupun langsung di Istanbul, Turki. Acara ini diprakarsai oleh Universitas Teknologi Muhammadiyah Jakarta, bekerja sama dengan Research Synergy Foundation, serta didukung oleh Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, Universitas Muhammadiyah Buton, dan Management & Science University (MSU) dari Malaysia.
Dok. tim ICEBEST 2nd UTM Jakarta
Acara tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Teknologi Muhammadiyah Jakarta, Prof. Dr. Suradika, yang dalam sambutannya menyampaikan harapan besar terhadap konferensi ini. “Pertemuan kita hari ini mempertemukan para akademisi, profesional, dan pemimpin pemikiran dari seluruh dunia, yang masing-masing memiliki wawasan dan keahlian unik untuk dibagikan. Konferensi ini bukan hanya perayaan keunggulan akademis, tetapi juga eksplorasi masa depan dalam bidang ekonomi, bisnis, sains, dan teknologi,” ujar Prof. Dr. Suradika.
Mengangkat tema “Harnessing Innovation for Global Community Resilience: A Multidisciplinary Research Synergies,” konferensi ini bertujuan untuk mengedepankan pentingnya inovasi dan kolaborasi lintas disiplin guna memperkuat ketahanan masyarakat global. Topik ini sangat relevan di tengah tantangan dunia saat ini, menyoroti peran penting sinergi riset dalam memberdayakan masyarakat agar lebih adaptif dan tangguh menghadapi ketidakpastian masa depan.
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara utama dari berbagai negara, di antaranya:
– Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc. Ed., Ph.D. dari Universitas Jambi, Indonesia,
– Prof. Ramayah Thurasamy dari School of Management, Universiti Sains Malaysia, yang bergabung secara virtual,
– Dr. Ildus Rafikov, Wakil Presiden (Penelitian) dari Maqasid Institute,
– Prof. Shenaj Hadzimustafa dari South East European University, Makedonia Utara.
Para pembicara utama ini memberikan wawasan mendalam terkait tantangan global di bidang masing-masing, serta bagaimana kolaborasi lintas batas dapat menghasilkan solusi transformatif.
Prof. Dr. Suradika juga mengapresiasi para presenter, peninjau, dan ketua sesi atas kontribusi aktif mereka dalam kesuksesan konferensi ini. Beliau mendorong para peserta untuk terlibat penuh, mengajukan pertanyaan, dan memperluas jaringan. “Setiap interaksi berpotensi menginspirasi wawasan baru dan menciptakan kemitraan yang langgeng,” ujarnya.
ICE-BEST ke-2 telah berhasil mengukuhkan posisinya sebagai platform penting bagi akademisi dan praktisi global untuk berbagi pengetahuan serta mengembangkan ide-ide yang dapat memperkuat ketahanan komunitas global melalui inovasi dan riset lintas disiplin.