Jakarta – Universitas Teknologi Muhammadiyah (UTM) Jakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja melalui seminar bertema “Level Up Your Career: Strategi Sukses di Dunia Kerja”. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 22 Februari 2025, pukul 09.00 WIB hingga selesai di Aula Kampus B UTM Jakarta. acara ini dihadiri oleh 53 peserta yang diantaranya mahasiswa UTM Jakarta dan beberapa alumni UTM Jakarta.
Seminar ini menghadirkan dua pembicara inspiratif, Junika Fitri sebagai HRD PT. RTW Global dan Alumni S2 UTM Jakarta serta Shabrina Haidir sebagai Talent Acquisition & Employer Branding Ruangguru. Acara ini juga dimoderatori oleh Naufal Rahmatsyah.

Dalam sambutannya, Andri Armaenah, SE, MM, selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan, Alumni, dan Humas UTM Jakarta, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam memetakan jalur karir mereka serta membangun personal branding secara digital. Dengan personal branding yang kuat di platform seperti LinkedIn, mahasiswa dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan atau bahkan dapat menarik perhatian perusahaan. Selain itu, kegiatan ini juga akan dilaksanakan secara rutin, agar mahasiswa UTM Jakarta mendapatkan wawasan tentang persiapan dunia kerja.
Shabrina Haidir menekankan pentingnya membangun personal branding sejak dini.
“Track record calon pekerja sangat penting. LinkedIn bukan sekadar tempat mencantumkan pengalaman kerja, tetapi juga memperlihatkan aktivitas dan keunikan diri kita. Personal branding adalah cara memperkenalkan siapa diri kita agar dikenal dan tidak mudah dinilai secara keliru oleh orang lain.”
Dalam era digital saat ini, membangun personal branding menjadi kunci utama untuk meningkatkan peluang karir. Shabrina Haidir membagikan beberapa langkah penting dalam membentuk citra diri yang kuat dan profesional. Langkah pertama adalah mengenali diri sendiri, memahami apa yang membuat kita unik, serta bagaimana ingin dikenal oleh orang lain. Setelah itu, penting untuk menetapkan tujuan yang jelas dalam membangun personal branding, apakah untuk menarik peluang kerja, memperluas koneksi, atau membangun reputasi di bidang tertentu.
Pemanfaatan media sosial juga menjadi aspek penting dalam membangun personal branding. Melalui cara komunikasi yang khas, seseorang dapat memperkuat citra dirinya di dunia digital. Selain itu, membangun jaringan (networking) sangat diperlukan, karena semakin luas koneksi yang dimiliki, semakin besar pula peluang untuk dikenali dan mendapatkan kesempatan baru. Namun, membangun personal branding tidak bisa instan, dibutuhkan konsistensi dalam menyampaikan pesan dan nilai diri. Evaluasi juga menjadi langkah penting, dengan memanfaatkan insight dan feedback untuk terus memperbaiki serta mengembangkan citra diri yang telah dibangun.
Tak hanya itu, Shabrina juga mengingatkan beberapa kesalahan umum dalam penggunaan LinkedIn, seperti penggunaan foto profil yang kurang profesional, ringkasan diri (summary) yang tidak informatif, minimnya koneksi, hingga deskripsi pekerjaan yang kurang jelas. Kesalahan-kesalahan ini sering kali membuat profil seseorang kurang menarik di mata recruiter. Oleh karena itu, dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan media sosial yang optimal, personal branding dapat menjadi kekuatan besar dalam membangun karir yang sukses.
Sementara itu, Junika Fitri menyoroti aspek penting dalam proses rekrutmen, mulai dari persiapan CV hingga menghadapi interview kerja. Menurutnya, etika komunikasi saat wawancara memegang peran krusial. Kandidat harus menjawab pertanyaan dengan lugas dan tidak berlebihan. “Saat interview, kita harus memperhatikan etika komunikasi, menjawab pertanyaan dengan lugas, tanpa berlebihan. Jangan asal menjawab karena HRD dapat menyimpulkan sesuatu dari jawaban kita,” jelasnya.
Agar sukses dalam interview, Junika membagikan beberapa tips penting. Pertama, pelajari isi lowongan kerja sebelum melamar, pastikan posisi yang dituju sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki. Kedua, pahami job description dari posisi yang dilamar, agar dapat memberikan jawaban yang relevan saat interview. Ketiga, berpakaian rapi dan profesional, karena penampilan pertama bisa memberikan kesan mendalam bagi HRD. Selain itu, datang tepat waktu juga menjadi faktor yang sangat diperhitungkan, di mana kandidat disarankan sudah tiba di lokasi setidaknya 30 menit sebelum jadwal interview.
Selama proses wawancara, sikap juga menjadi faktor penilaian penting. Bersikap ramah namun tetap profesional akan memberikan kesan positif tanpa terkesan berlebihan. Tak kalah penting, Junika menegaskan bahwa CV yang baik harus mencantumkan deskripsi pekerjaan yang jelas. Hal ini bertujuan agar HRD dapat dengan mudah memahami pengalaman kerja kandidat dan menilainya dengan lebih objektif. Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, peluang untuk lolos interview dan mendapatkan pekerjaan impian tentu semakin besar.
Dengan adanya seminar ini, para peserta mendapatkan wawasan berharga tentang strategi membangun personal branding dan persiapan menghadapi dunia kerja. Diharapkan, ilmu yang diperoleh dapat membantu mereka lebih percaya diri dalam melamar pekerjaan, memperluas jaringan profesional, serta meningkatkan daya saing di industri. Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, mahasiswa dan calon pekerja tidak hanya siap menghadapi rekrutmen, tetapi juga mampu menciptakan peluang karir yang lebih cemerlang di masa depan.