UTM Jakarta Dorong Mahasiswa Menjadi Versi Terbaik Diri di Era Digital

Universitas Teknologi Muhammadiyah (UTM) Jakarta kembali menghadirkan program inspiratif bertajuk UTM Live Sessions yang kali ini mengangkat tema “Mencari Versi Terbaik Diri di Era Serba Digital”. Acara ini disiarkan langsung melalui platform TikTok @official.utmjakarta pada hari Senin, 28 April 2025, dan menghadirkan Imam Santoso, S.Kom., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UTM Jakarta sebagai narasumber utama, dengan dipandu oleh host Hadi Firmansyah. Diskusi ini menjadi ruang reflektif yang membahas bagaimana teknologi seharusnya digunakan untuk mendukung perkembangan pribadi di tengah dunia digital yang kian cepat berubah.

Dalam pemaparannya, Imam Santoso menjelaskan bahwa di era serba digital ini, kita tak bisa lepas dari pengaruh teknologi. Namun yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapinya secara bijak. Menjadi versi terbaik dari diri sendiri bukan berarti menolak kemajuan, melainkan justru memanfaatkannya sesuai dengan peran dan profesi yang kita jalani. Seorang mahasiswa, misalnya, dapat menggunakan teknologi untuk menunjang aktivitas akademik seperti pembelajaran daring, pencarian referensi, hingga diskusi virtual. Begitu juga dosen, yang bisa memperluas cakupan pembelajaran melalui platform digital. Teknologi, menurutnya, harus memperkuat peran kita, bukan menggantikan jati diri yang kita miliki.

Imam juga menyoroti pentingnya refleksi diri di tengah paparan konten digital yang begitu masif. Ia mengajak audiens untuk menyadari dampak baik dan buruk dari digitalisasi terhadap kehidupan sehari-hari. Menurutnya, literasi digital perlu ditingkatkan agar generasi muda tidak hanya cakap dalam menggunakan teknologi, tetapi juga mampu mengevaluasi apakah penggunaan teknologi tersebut membawa manfaat atau malah menjerumuskan. Fenomena konten viral yang tidak selalu positif menjadi pengingat bahwa tidak semua yang populer layak diikuti.

Lebih lanjut, Imam memperkenalkan empat pilar utama yang menjadi dasar dalam memahami dan belajar teknologi, yaitu keterampilan digital (digital skill), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), dan keamanan digital (digital safety). Keempat pilar ini menjadi pondasi penting bagi siapa pun yang ingin terlibat aktif di dunia digital dengan tetap menjaga integritas dan keselamatan.

Dalam sesi ini juga dibahas perbedaan antara memberdayakan teknologi dan bergantung padanya. Memberdayakan berarti kita menggunakan teknologi sebagai alat bantu untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas, tanpa kehilangan kendali. Sebaliknya, ketergantungan terhadap teknologi justru membuat kita menjadi pasif dan kehilangan kemandirian. Oleh karena itu, penting untuk selalu meninjau ulang bagaimana kita menggunakan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari.

Sesi diskusi juga memberikan perhatian khusus pada cara memilah informasi di ruang digital. Imam menyampaikan bahwa kemampuan memilah informasi merupakan bekal utama agar kita tidak terjebak dalam arus hoaks atau informasi yang menyesatkan. Kita perlu lebih kritis dan selektif dalam menyebarkan informasi agar keberadaan kita di dunia maya juga memberi manfaat.

Sebagai penutup, Imam mengajak audiens untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah arus digital. Ia menekankan bahwa tidak semua hal bisa dipindahkan ke ranah online, karena ada nilai-nilai interaksi langsung yang tetap penting, khususnya dalam proses pembelajaran dan kehidupan sosial. Ia juga memberikan tips sederhana, seperti mengatur waktu penggunaan perangkat digital melalui fitur time management di ponsel, guna mencegah penggunaan yang berlebihan dan tidak produktif.

Secara keseluruhan, UTM Live Sessions kali ini menjadi pengingat penting bahwa menjadi versi terbaik dari diri kita di era digital bukan hanya soal menguasai teknologi, tapi juga soal bagaimana menjadikan teknologi sebagai alat untuk memperkuat peran dan nilai-nilai positif dalam diri kita. Melalui acara ini, UTM Jakarta kembali menegaskan komitmennya untuk mencetak technopreneur muslim yang cakap digital, berkarakter, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Share it :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *