64 Mahasiswa UTM Jakarta Ikuti Baitul Arqam, Wujudkan Lulusan Unggul dan Islami

Universitas Teknologi Muhammadiyah Jakarta (UTM Jakarta) kembali menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqam sebagai bagian dari pembekalan spiritual dan ideologis bagi mahasiswa tingkat akhir. Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 10 Mei 2025, bertempat di Aula Lt. 2 Kampus B UTM Jakarta dan diikuti oleh 64 mahasiswa. Baitul Arqam merupakan agenda rutin menjelang sidang skripsi atau tesis yang menjadi syarat wajib bagi mahasiswa akhir di lingkungan UTM Jakarta.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor III, Dr. Suhana, S.Pi, M.Si, yang menegaskan pentingnya internalisasi nilai-nilai perjuangan selama menempuh pendidikan di UTM Jakarta. Beliau juga menyampaikan bahwa Baitul Arqam bukan hanya sebagai prasyarat administratif menjelang ujian akhir, tetapi sebagai sarana pembentukan karakter dan penguatan jati diri Islami. UTM Jakarta, tambahnya, kini juga mulai membuka jalur penerimaan mahasiswa asing sebagai bentuk perluasan akses dan pengembangan institusi di tingkat global.

Ketua Panitia, H. Abdul Rohman, Lc, MA, yang juga Kepala Bagian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), mengapresiasi antusiasme peserta dan menekankan bahwa kegiatan ini merupakan fondasi penting untuk mempersiapkan mahasiswa tidak hanya sebagai lulusan akademik, tetapi juga sebagai kader persyarikatan yang berakhlak mulia dan siap berkontribusi di masyarakat.

Materi pertama disampaikan oleh Drs. M. Iqbal Rais, MM, yang membahas fiqih ibadah sesuai dengan Tarjih Muhammadiyah, termasuk tata cara wudhu, salat fardhu, salat jenazah, serta pemulasaraan jenazah. Ia menekankan pentingnya menjalankan ibadah sesuai tuntunan syariat dengan pemahaman mendalam terhadap makna setiap bacaan dan gerakan dalam salat, agar ibadah dijalankan secara khusyuk dan sesuai sunnah Rasulullah SAW.

Sesi kedua diisi oleh M. Thoha Abdurrohman, M.Pd, yang mengangkat tema peran strategis Muhammadiyah dalam membentuk generasi milenial yang unggul dan Islami. Dalam paparannya, ia mengingatkan bahwa tantangan era digital memerlukan adaptasi cerdas dari gerakan dakwah. Muhammadiyah harus mampu mengoptimalkan teknologi dan media sosial, serta memperkuat pendidikan berbasis keluarga, guna menjaga relevansi dan kesinambungan nilai-nilai keislaman di tengah perubahan zaman.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta tidak hanya siap menghadapi sidang akhir, tetapi juga membawa semangat dakwah dan nilai-nilai keislaman ke dalam kehidupan profesional dan sosial mereka.

Share it :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *